Jauh melangkahkan kaki melanglang buana untuk melihat kehidupan dibalik negeri yang pernah membesarkan diriku,hasrat untuk tahu bagaimana kehidupan diluar lingkunganku.Berbekal kekaya ilmu yang di berikan orang tua dengan cucuran keringat,hujan panas yang selalu dirasakannya .Mengarungi selat sunda yang memisahkan pulau sumatera dan pulau jawa dengan kapal ferri akhirnya tiba juga diriku menginjakan kaki di tanah pulau Jawa tepatnya Jakarta ibukota negara Republik Indonesia
Ada apa dengan Jakarta ?Dapatkah aku mengais rezeki didaerah urbanisasi terbesar di Indonesia?
Bangun-bangunan pencakar langit membuatku kagum,pantas kota ini menjadi tujuan untuk mengubah nasib!”gumaku dalam hatiku .Semakin aku melihat sisi lain kehidupan Jakarta hatiku menjadi miris diantara bangunan dan rumah mewah yang wah.. terdapat bangunan-bangunan kumuh ,pengemis ,gelandangan.hati ku jadi ciut..! inikah Jakarta yang selalu dibangkan oleh orang-orang desa ketika mudik!
Sejenak aku bepikir “apa aku dapat menaklukan Jakarta?”
“Apa kah aku akan berhasil tinggal di pulau Jawa?”pikirku dalam hati.
“aku harus bisa,aku tidak mungkin pulang tanpa hasil”tekadku
Dengan memanjatkan Doa mohon pertolongan Tuhan aku mencoba mencari peruntungan ditanah yang jauh dari keluarga.Keinginan dan harapanku akhirnya terkabul .September 1997 aku mencoba peruntungan ku dengan mengikuti Test ujian masuk pegawai negeri dengan berbekal Ijazah IKIPN Medan.Pada papan pengumuman lulus namaku tertera disana pada Desember 1997.
SK penempatan 2 Febuari 1998 di tempatkan di SMPN 4 Telukjambe ,sejak 2008 resmi berganti nama SMPN 2 Telukjambe Barat.
Pertama kali aku menginjakan kaki di SMP itu hatiku miris dalam hati aku berkata “nun jauh disana didesaku,aku tidak pernah merasakan tempat yang seperti ini?bangunan kelas hanya 3 ruangan ,satu kamar mandi yang airnya seperti kopi susu,ruang kepala sekolah dan satu ruang TU yang ada didalamnya 2 buah mesin tik,tidak ada pepohonnan disekitar.siswa-siswa yang lusuh ,minat belajar yang kurang.
Masuk ruang kelas bau harum peluh,tidak sikat gigi aroma jengkol setiap kali bebicara,badan yang kering putih-putih bekas jari-jari tangan di menempel di kaki.bahasa ibu yang membingungkan diriku ketika berkomunikasi.dari 300 orang siswa hanya 10% yang dapat berbahasa Indonesia,ach… bagaimana saya menjalankan tugas??Yah… saya harus biasa dan berusaha karena saya sudah diberi kesempatan untuk mengabdi dimana Tuhan mengijinkan saya untuk melaksanakan tugas dan amanah.
Banyak siswa –siswa yang harus diajarkan membaca dan berhitung pada level SMP yang seharusnya sudah didapat pada tingkat SD.Apalagi saya selaku pengajar bidang study matematika sangat merasakan kesulitan itu.Belum lagi banyak permasalahan yang kita hadapi diantaranyan banyak siswa yang tinggal dengan kakek nenek akibat ditinggal orang tua yang kawin cerai,atau ibunya ke Arab Saudi.
Sekolah sebagai tempat penitipan sementara siswi sebelum dikawinkan dengan seorang aki-aki.Pengalaman yang paling memprihatinkan pertama kali sekolah menamatkan siswa kelas 3 dari 60 orang siswa yang melanjut ketingkat Menegah Atas hanya 10 orang sisanya tidak melanjut.”Indonesia sudah merdeka 53 tahun masih ada anak Indonesia yang tidak mengeyam pendidikan tingkat menegah Atas”keluhku dalam hati.Aku berdoa semoga tahun ketahun tidak seperti ini.Karawang kota idustri tapi tidak punya sumber daya manusia .
Tigabelas tahun sudah saya mengabdi di SMPN4 Telukajambe(SMPN2 Telukjambe barat) banyak sudah mengalami perubahan diantaranya ruang belajar sudah ada sebanyak 21 ruangan,2 lab IPA,1 Lab Komputer ,2 kamar mandi guru ,10 WC siswa lapangan basket,drum band,perpustakaan,ruang BP siswa sudah mencapai 1100 orang dan siswa melanjut sudah mencapai 99%,bahkan alumni ada yang mau mengikut jejak kita ,mengabdi untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.Yang masih perlu dibenahi ruang guru karena semakin hari banyak guru baru.dan harapan saya budaya kawin cerai ditinggalkan karena itu merupakan persentase terbesar dalam menghadapi masalah siswa yang tidak masuk sekolah (Bolos).Orang tua harus bertanggungjawab dalam membesarkan dan mendidik anak-anak.
Perjalanan ini membawa ku untuk dewasa dalam memahami kehidupan,dimana saja kehidupan itu sama saja.Asal kita berjalan selalu mengandalkan Tuhan .
Terima kasih untuk semua kehidupan.
Thank GOD!